Kriptanalisis
Kriptanalisis
Kriptanalisis pada Cipher Abjad-Tunggal
- Jumlah kemungkinan kunci = 26!
- Tidak dapat menyembunyikan hubungan antara plainteks dengan cipherteks.
- Huruf yang sama dienkripsi menjadi huruf cipherteks yang sama
- Huruf yang sering muncul di dalam palinteks, sering muncul pula di dalam cipherteksnya.
- Oleh karena itu, cipherteks dapat didekripsi tanpa mengetahui kunci (ciphertext-only attack)
Metode yang digunakan:
- Terkaan
- Statistik (analisis frekuensi)
Informasi yang dibutuhkan:
- Mengetahui bahasa yang digunakan untuk plainteks
- Konteks plainteks
Metode Terkaan
Asumsi :
- bahasa plainteks adalah Bahasa Inggris
- spasi tidak dibuang
Tujuan: Mereduksi jumlah kunci
Contoh:
Cipherteks: G WR W RWL
Plainteks :
I AM A MA*
I AM A MAN
Jumlah kunci berkurang dari 26! menjadi 22!
Metode Analisis Frekuensi
Teknik analisis frekuensi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Misalkan plainteks ditulis dalam Bahasa Inggris (plainteks dalam bahasa lain secara prinsip tidak jauh berbeda).
- Asumsikan plainteks dienkripsi dengan cipher alfabet-tunggal.
- hitung frekuensi kemunculan relatif huruf-huruf di dalam cipherteks.
- Bandingan hasil langkah 3 dengan Tabel Frekuensi Kemunculan (Relatif) huruf-huruf dalam teks Bahasa Inggris (sampai mencapai 300.000 karakter di dalam sejumlah novel dan suratkabar)
- Langkah 4 diulangi untuk huruf dengan frekuensi terbanyak berikutnya.